RSS

Kuliah dan Masa Depan

Mau jadi apa jika lulus kuliah nanti ? Pertanyaan yang sering terpikirkan oleh ku ketika sendiri meratapi nasib.  Namun aku yakin tidak hanya aku yang sering terbayang-bayang dengan pertanyaan itu. Kebanyakan dari kita mahasiswa baru  Sistem Informasi ITS Surabaya mempertanyakan hal tersebut. Yang kita pikirkan setelah lulus dari SI (singkatan dari Sistem Informasi) adalah menjadi programmer. Padahal (sebenarnya) tidak semua mahasiswa ini mempunyai cita-cita menjadi programmer. Pertanyaan-pertanyaan itu dapat membuat kita berpikir tentang bagaimana masa-masa perkuliahan kita kedepannya. Mata kuliah apa saja yang mungkin kita ambil pada semester-semester selanjutnya agar ilmu yang didapat bisa sesuai dengan pekerjaan kita nantinya.
Sebelumnya perlu kita ketahui jurusan SI menerima siswa lulusan SMA bisa dari jurusan IPA maupun IPS.  Sehingga banyak peluang untuk bisa masuk jurusan ini. Namun mengapa SI menerima jurusan IPS juga? Padahal kita tahu bahwa kalau di Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya adalah institut yang terkenal dengan tekniknya, sedangkan teknik sendiri biasanya harus lulusan dari jurusan IPA.  Yang menyebabkan SI juga menerima siswa lulusan dari jurusan IPS ini karena mata kuliah yang terdapat di jurusan yang masuk 5 besar peringkat tertinggi di ITS ini juga berisikan pelajaran-pelajaran yang diberikan saat SMA di jurusan IPS. Mata kuliah yang diajarkan di Sistem Informasi misalnya saja Algoritma dan pemrograman, Matematika diskrit, Manjemen Sains, Statistika, Kalkulus dan aljabar linear, dan masih banyak lainnya merupakan contoh mata kuliah yang masih berhubungan dengan jurusan IPA. Sedangkan matakuliah yang berhubungan dengan jurusan IPS misalnya Sistem Fungsional Bisnis, Manajemen dan Organisasi, Perencanaan Sumber Daya Perusahaan, dan lain-lain. Semua matakuliah di jurusan ini pasti berhubungan dengan Teknologi Informasi dan Komunikasi. Pada jurusan ini mahasiswa dituntut mampu untuk ‘mengkoding’.
Dengan kita mempelajari mata kuliah yang telah disebutkan tadi, lalu apakah kita akan memanfaatkannya dengan maksimal ? Karena pada jaman seperti ini banyak sekali ketika lulus dari kuliah, pekerjaan yang dicari sebagian besar tidak sesuai dengan apa yang telah pelajari pada saat kuliah. Misalnya saja banyak lulusan-lulusan SI yang bekerja di  bagian HRD, Teller Bank, dan lain sebagainya, bagaimana dengan ilmu yang telah mereka dapat pada saat kuliah di SI ?
Semua tergantung bagaimana kita untuk mengatur mata kuliah yang akan kita dapatkan agar kelak berfungsi dan dapat bermanfaat saat masuk dunia kerja. Yang diharapkan dari lulusan Sistem Informasi adalah mampu bekerja sebagai manajer, technopreneur, konsultan, analis sistem/ bisnis, manajer proyek teknologi informasi, auditor teknologi informasi. Profesi-profesi itu pasti akan menerapkan ilmu-ilmu yang didapatkan pada saat kuliah sehingga tidak terbuang begitu saja ilmu yang kita terima. Jangan sampai setelah kita susah-susah 3-4 tahun belajar di bangku kuliah, namun kita tidak bisa menerapkan ilmu-ilmu yang kita dapat karena pekerjaan yang kita dapatkan tidak membutuhkan ilmu-ilmu itu. Namun bagaimanapun juga garis kehidupan kita tetap berada di tangan Allah, tinggal bagaimana kita menyikapinya. Semoga sukses teman! :)  

Negeri Ini Lucu ?


Setelah beberapa filmnya, Deddy Mizwar kembali membuat film yang spektakkuler. Tahun 2010 film “Alangkah lucunya (negeri ini)” ditayangkan di bioskop di Indonesia. Seperti beberapa film yang sebelumnya,  bang deddy, panggilan akrab Deddy Mizwar, mengangkat tema kehidupan di negeri Indonesia. Film yang di sutradarai oleh Deddy mizwar ini di perankan oleh artis-artis ternama di Indonesia, seperti Reza Rahadian, Deddy Mizwar, Slamet Rahardjo , Jaja Mihardja, Tio Pakusadewo, Asrul Dahlan, Ratu Tika Bravani, Rina Hasyim, Sakurta Ginting, Sonia dan beberapa aktris dan aktor lainnya. Ada banyak makna yang terkandung dalam film ini. Mulai dari pendidikan, masalah korupsi, hingga masalah keadilan yang marak dibicarakan di negeri kita.
pemeran
Cerita ini berawal mula dari seorang pemuda bernama Muluk (Reza Rahadian) yang sejak lulus S1 belum mendapatkan pekerjaan selama hampir 2 tahun. Karena kegigihan Muluk untuk mencari pekerjaan, suatu saat dia bertemu dengan pencopet yang bernama Komet. Pertemuannya dengan Komet membuat Muluk berfikir untuk membuka lapangan pekerjaan. Setelah pertemuannya itu, Komet membawa Muluk ke markas para pencopet, lalu memperkenalkan Muluk kepada bosnya yang bernama Jarot. Muluk sangat terkejut karena ia dibawa ke tempat perkumpulan anak-anak seusia Komet yang pekerjannya  adalah mencopet. Namun Muluk tidak hanya diam, ia menawarkan kerja sama kepada Jarot.  Ia meyakinkan Jarot bahwa ia dapat mengelola keuangan mereka, dan meminta imbalan 10% dari hasil mencopet. Tidak hanya mengelola keuangan namun Muluk yang berhati mulia juga beinisiatif untuk mendidik pencopet-pencopet kecil itu agar beragama, berpendidikan, dan mengubahnya agar tidak menjadi pencopet lagi, 10% gaji tersebut termasuk untuk biaya mendidik para pencopet itu.
adegan di markas pencopet
            Niat tulus Muluk itu di bantu oleh 2 orang temannya, Samsul yang notabene adalah sarjana pendidikan dan Pipit yang juga seorang sarjana. Namun Samsul dan Pipit keduanya sama-sama pengangguran. Samsul tiap harinya hanya bermain kartu gaplek di pos ronda, sedangkan Pipit tiap harinya hanya mengandalkan kuis-kuis yang ada di TV sebagai penghasilanya. Beginikah nasib sarjana di Indonesia ? Miris melihat ketiga sahabat itu yang sama-sama sudah menjadi sarjana namun belum memiliki pekerjaan selama bertahun-tahun. Hari demi hari mereka bertiga terus mengajarkan dan mendidik para pencopet tersebut. Uang penghasilan mencopet pun diberikan 10 % untuk ketiga orang itu, sesuai dengan kesepakatan mereka. Mulu, Pipit dan juga Samsul sudah mempunyai penghasilan sendiri, mereka membantu biaya hidup bagi kedua orang tua mereka.
            Hingga pada suatu hari orang tua Muluk dan Pipit ingin mengetahui tempat bekerjanya putra-putri mereka. Pak Makbul (Ayah Muluk) yang diperankan oleh Deddy Mizwar, dan Haji Rahman (Ayah Pipit) terkejut dengan pekerjaan putra-putrinya. Mereka sangat kecewa karena hasil gaji putra-putri mereka berasal dari hasil mencopet. Muluk dan Pipit jadi sayang merasa bersalah dan berdosa dengan apa yang telah mereka perbuat. Mereka bingung harus melanjutkan seperti apa, hingga pada akhirnya Muluk memutuskan untuk memberhentikan kerjasama dengan Jarot, dan mengembalikan semua tabungan yang telah dimiliki dari hasil merampok tersebut. Ketika sudah berhenti, anak-anak pencopet tadi kembali diberikan opsi untuk tetepa mencopet atau berubah menjadi pedagang asongan seperti yang telah diajarkan oleh Pipit, Muluk dan Samsul.
            Film ini memberikan banyak sekali refleksi kehidupan di Indonesia. Masalah utama yang ditonjolkan yaitu Korupsi. Deddy Mizwar sangat lihai mengambil scene-scene yang ada dalam cerita, sehingga membuat orang yang monoton terketuk hatinya untuk memikirkan bagaimana nasib negaranya setelah menonton film ini. Deddy Mizwar secara tidak langsung memberikan kritikan yang tajam pada pemerintah Indonesia. Diharapkan dengan menonton film ini, pemerintah sadar dan mamu membenahi sistem yang sedang bermasalah ini.
            Selain itu film ini juga bisa memberikan pesan yang baik pada anak-anak muda jaman sekarang, bahwa sulitnya mencari pekerjaan di Indonesia. Namun menghadapi masalah seperti ini para pemuda lulusan sarjana juga hendaknya tetap bersemangat pantang menyerah. Secara garis besar, film “Alangkah Lucunya (Negeri Ini)” banyak memberikan pesan-pesan positif dan membangun terhadap orang-orang yang menontonnya.

Tips dan Trik Menulis Opini


            Rudi Santoso, seorang wartawan terkenal disuatu media di Surabaya memaparkan tips-tips dalam menulis Opini. Sebelumnya kita semua sudah tahu apa yang dimaksud dengan opini. Berdasarkan Wikipedia Indonesia, yang dimaksudkan dengan opini adalah pendapat, ide atau pikiran untuk menjelaskan kecenderungan atau preferensi tertentu terhadap prespektif dan ideologi akan tetapi bersifat tidak objektif karena belum mendapatkan pemastian atau pengujian, dapat pula merupakan sebuah pernyataan tentang sesuatu yang berlaku di masa depan dan kebenaran dan kesalahannya serta tidak dapat langsung ditentukan misalnya menurut pembuktian melalui induksi. Kadang terbelesit pikiran bahwa membuat opini itu susah. Namun Rudi Santoso bisa memberikan tips dan trik dalam menulis opini agar kita mudah dalam menulis opini. Berikut adalah tips singkat dari Rudi Santoso.
            Buatlah kerangka tulisan. Dengan membuat kerangka tulisan maka akan memudahkan kita untuk menulis. Kita akan lebih mudah mengetahui alur tulisan kita. Ketika kita stuck, maka kerangka tulisan ini lah yang akan membantu kita dalam menulis.
            Kenali gaya selingkung media masa yang akan dituju.  Yang dimaksud gaya selingkung adalah tata bahasa dan juga gaya bahasa. Kita harus mengetahui gaya tulisan atau gaya bahasa apa yang sering digunakan oleh media masa. Misalkan seperti KOMPAS, gaya tulisan yang biasa digunakan adalah bahasa baku, dan tata tulisannya berat.
Buat judul yang memberikan pengaruh positif. Membuat judul yang agitatif (mempengaruhi) dapat menarik minat pembaca. Ketika judul yang kita berikan tidak menarik dan memberikan pengaruh negative pada pembaca, maka pembaca akan berpikir ulang untuk membacanya. Judul merupakan identitas atau kunci dari sebuah tulisan.
Sertakan data sederhana sebagai pendukung.  Agar tulisan kita tidak dianggap sebagai omong kosong atau blafig, maka sertakan dat-data yang mendukung tulisan kita. Dengan menampilkan data-data, maka itu juga akan membuat tulisan kita menjadi lebih variatif.
Masukkan kutipan singkat dari tokoh yang menulis hal serupa di media pada beberapa hari sebelumnya. Ini akan menjadi pendukung atau bahan pembanding ketika kita mencantumkan kutipan dari media lain. Namun kita tetap harus mencantumkan data dari mana kita ambil kutipan tersebut.
Berikan data anda yang sedikit ‘menjuual’. Semakin ‘menjual’ data yang kita berikan maka akan semakin tertarik orang untuk membaca terus tulisan kita. Dan tetap menggunakan bahasa yang menarik.
6 tip singkat yang disebutkan diatas merupakan sebagian dari tips yang dimiliki oleh Rudi Santoso. Lalu bagaimana tulisan kita agar dibaca orang lain dan juga bisa ditampilkan di media masa seperti Koran ? Menggunakan bahasa yang sederhana dan sifatnya sharing (berbagi) agar orang lain mau membaca tulisan kita. “Kalau 1 orang puas, maka 1000 orang akan datang ke anda. Namun jika 1 orang kecewa, maka 1000 orang akan meninggalkan anda.” Jelas Rudi singkat namun bermakna dalam. Kemudian agar tulisan kita bisa ditamplkan di Koran, maka buatlah tulisan yang membicarakan topic yang sedang ramai dibicarakan, namun kita menuliskannya dari sudut pandang yang berbeda. Namun sudut pandang yang digunakan tetap sudut pandang mahasiswa yang dikenal sebagai kaum intelektual. Selain itu, ketika kita membahaskan suatu permasalahan, maka kita harus memberikan solusi menurut pandangan kita, jangan hanya bisa mengkritik tanpa memberikan solusi. Dan yan utama tetap pemberian judul yang agitatif atau dapat memberikan pengaruh positif pada pembaca..

Menulis = Populer ?


Surabaya,21 Oktober 2011. Sistem Informasi ITS kedatangan tamu yang luar biasa, Rudi Santoso, wartawan handal di Surabaya. Beliau berkesempatan mengisi kuliah tamu bagi mahasiswa semester 1 yang mengikuti mata kuliah Ketrampilan Interpersonal. Pada kuliah tamu kali ini beliau menyebarkan ilmu menulisnya dan menularkan bakat menulis pada mahasiswa baru SI ITS tersebut.
Rudi menjelaskan ada banyak aspek agar bisa menulis populer. Aspek yang paling utama menurut Rudi adalah Sederhana. Bagaimana tulisan kita bisa disebut sederhana ? Paragraf yang kita gunakan hendaknya se-sederhana mungkin, membuat 1 ide pokok dalam 1 paragraf. Tidak disarankan menampilkan beberapa ide pokok dalam satu paragraf. Kemudian dalam satu kalimat hendaknya terdiri dari maksimal 15 kata sederhana, yang mudah dimengerti oleh pembaca. Kita semua pasti masih ingat dengan istilah SPOK, Subyek-Predikat-Obyek-Keterangan, kata-kata itu pertama kali kita dengar saat duduk di bangku Sekolah Dasar. SPOK merupakan struktur dasar dalam sebuah tulisan, agar tulisan kita bisa jadi sederhana, perhatikan pula struktur tersebut. Dalam sebuah paragraf juga hendaknya ketika ada sebuah problem maka harus dimunculkan minimal satu buah solusi, ketika ada sebab maka ada akibat. Yang paling penting agar tulisan kita menjadi sederhana yaitu, pilihlah kata-kata yang mudah di mengerti oleh pembaca.
Aspek kedua yang harus diperhatikan ketika menulis adalah Orientasi pembaca. Kita ketahui bersama bahwa pembaca adalah merupakan ‘juri’ dari setiap tulisan-tulisan kita, mereka yang nantinya akan menilai tulisan kita atau bahkan sampai memberikan komentar-komentar pada tulisan kita. Rudi Santoso dalam kuliah tamu nya yang dihadiri sekitar 180 orang sering kali berkata “Jangan pernah menyiksa pembaca Anda.”. 1 kalimat itu sudah jelas memberikan kesan pada kita bahwa pembaca merupakan obyek terpenting dari tulisan kita. Agar tidak menyiksa pembaca, maka tulisan kita harus mudah dipahami oleh pembaca. Kita juga harus bisa memahami karakter-karakter dari pembaca, agar kita bisa berempati dengan pemabaca dan pembaca pun bis mengerti apa yang kita tuliskan. Berkseperimen lah dengan tulisan kita, maksudnya adalah sebelum kita mempostkan tulisan kita lakukanlah eksperimen kecil agar kita tahu sampai mana pembaca mengerti dengan tulisan kita. Kemudian setiap penulis harus mempunyai idealisme masing-masing, dengan begitu maka pembaca akan tahu bagaimana penulis bisa memberikan pengaruh pada pembaca atau tulisannya itu hanya sekedar omong kosong.
            Selain kedua aspek penting itu, banyak pula larangan-larangan yang dibuat untuk penulis. Misalnya saja, hindari istilah asing, jargon, singkatan dan akronim. Yang dimaksudkan dalam menghindari tulisan asing adalaha ketika kita menggunakannya secara berlebihan. Karena dengan menggunakannya secara berlebihan dapat menyiksa pembaca. Ketika kita menggunakan istilah asing, maka gunakanlah secara rasional dan reliable. Kemudian hindari jargon, singkatan dan akronim secara berlebihan, karena apabila digunakan berlebihan maka akan menghambat proses komunikasi dan jargon itu biasa digunakan dalam “persembunyian” kejahatan. Selain itu jargon maupun akronim dapat mebiaskan isi dari tulisan kita.
            Aspek yang harus diperhatikan juga yaitu detil dan relevan. Tulisan kita harus terulis secara terperinci dan detil. Kemudian hindari hal-hal yang tidak masuk akal. Rudi Santoso juga berulang kali mengatakan, “Gunakanlah bahasa-bahasa yang mudah dipahami oleh pembaca.”. Selain itu agar tulisan itu tidak terlihat membosankan, tampilkan pula data-data atau angka-angka yang sederhana. Dalam penulisan angka, hindari angka-angka yang rumit. Ketika dipertemukan dengan angka yang rumit maka gunakanlah analogi-analogi yang sesuai.
            Memang menulis itu tidak mudah, tapi menulis populer jauh lebih mudah dibandingkan dengan tulisan riset. Dengan menulis populer ini, tujuannya adalah penulis juga ikut menjadi populer. Masih sedikit mahasiswa yang tertarik untuk menulis, namun untuk menjadi populer siapa yang menolak. Oleh karena itu, menulis bisa menjadi sarana untuk terkenal asalkan tulisan kita berkarakter dan selalu mengikuti aspek-aspek yang telah dijabarkan oleh Rudi Santoso. Harapannya, dengan tulisan ini bisa memberikan motivasi pembaca dalam menulis dan menanamkan pada diri pembaca bahwa menulis itu tidak sesulit yang dibayangkan. Bagi yang masi merasa sulit, cobalah dengan menulis hal-hal kecil, misalkan menulis kegiatan-kegiatan apa yang anda lakukan hari ini kemudian berikan tulisan-tulisan kita pada orang lain agar kita mengerti bagaimana penilaian orang lain terhadap tulisan-tulisan kita. Selalu mencoba maka akan menjadi terbiasa.